Menurut Direktur Utama PKT, Hidayat Nyakman, program itu ditandai dengan pemancangan pembangunan boiler batu bara berkapasitas produksi 440 ton per jam. Program pemancangan resmi pembangunan boiler yang menggunakan bahan baku dari "fosil minyak" itu bertepatan pada hari ulang tahun (HUT) PT. PKT ke-32 setiap 7 Desember.
"Boiler batu bara ini diharapkan akan mengatasi ketergantungan penggunaan gas bumi yang cenderung semakin mahal dan cadangannya semakin berkurang," katanya di Samarinda Senin (7/12). Tujuan lain, yakni upaya pihaknya untuk mendukung kebijakan energi nasional untuk memanfaatkan batu bara sebagai energi alternatif.
Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang berfungsi menghasilkan "steam" (uap air tekanan tinggi) yang dibutuhkan sebagai penggerak turbin dan kebutuhan operasional pabrik. "Sumber energi untuk boiler di pabrik eksisting selama ini menggunakan gas bumi," kata Hidayat Nyakman.
Biaya produksi steam boiler batu bara terbukti lebih efisien ketimbang penggunaan boiler gas bumi. Boiler batu bara ini juga rencananya dapat meningkatkan realibility steam ke pabrik eksisting dan Kaltim-5.
Adanya boiler batu bara yang dibangun di atas lahan seluas 3,6 hektar itu maka produksi diperkirakan mencapai 440 ton per jam superheated steam dengan tekanan 85 kilogram per meter bujur sangkar. "Penggunaan boiler batu bara tersebut akan menghemat penggunaan gas bumi hingga 27 mmscfd (Million Metric Standard Cubic Feet per Day) atau standar metrik kaki kubik per hari dari jatah alokasi gas bumi ke PT. PKT yakni 80 mmscfd," papar dia.
Proyek boiler batubara yang dilaksanakan PT. Inti Karya Persada itu diperkirakan selesai hingga 20 bulan. Diharapkan setelah pembangunan boiler batu bara itu selesai maka akan menggantikan empat boiler eksisting, yakni Denaeyer Kaltim-1 yang berkapasitas 140 ton, boiler Auxilary Kaltim-1 dengan kapasitas 100 ton per jam, boiler Package Kaltim-2 dan Kaltim-4 dengan kapasitas masing-masing 100 jam per ton.
Boiler itu akan mereka optimalkan setelah selesai pembangunan pabrik Kaltim-5. PKT juga telah memperhitungkan dampak lingkungan akibat penggunaan boiler batubara tersebut ketika ditanyakan persoalan kerawanan dampak lingkungan dalam pemanfaatkan fosil minyak itu.
PKT dijelaskannya bahwa telah menggunakan teknologi ramah lingkungan CFB (circulated fluidized bed) baik pada proses produksi steam maupun penyimpanannya. "Kami juga menggunakan sistem Coal Dome Storage penyimpannan berbentuk kubah setengah lingkaran yang berfungsi menahan debu serta menggunakan proses CBU (Continuous barge unloader) yang berfungsi meminimalkan debu agar tidak mencemari lingkungan saat proses barge (pengangkutan)," kata dia. Apalagi dalam proses boiler batu bara ini menggunakan teknologi yang sangat ramah lingkungan.Suber Berita Dan Gambar www.inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar