Jumat, 11 September 2009

Alam Indonesia


Rindu Keteduhan Hutan Kami

Seiring dengan adanya perkembangan jaman yang jauh berjalan dengan cepat, tentunya memberikan dampak berupa nilai plus bagi kesejahteraan hidup manusia. Namun di kala manusia dapat menikmati perkembangan teknologi yang pesat dan semakin memudahkan manusia dalam beraktivitas, ada satu sisi makhluk hidup yang dilupakan. Yah, para tumbuh-tumbuhan yang semakin punah. Dunia yang sekarang dipenuhi oleh segala pencemaran, tanpa memperdulikan sisi lain dari kehidupannya. Para habitat hijau inilah yang kemudian mendapatkan ancaman dari kelestarian kenyamanan hidup manusia. Semakin lama, manusia tampaknya telah dibutakan dan tertutup hati nuraninya akan kelestarian hutan hijau, sehingga mereka mampu menjarah para makhluk hijau yang selalu memberikan dampak positif di dalam kehidupan manusia. Hutan merupakan aset yang sangat berharga bagi dunia, namun kesadaran itu agaknya kurang diperhatikan lagi. Dimana-mana terjadinya kerusakan hutan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Seakan mereka tidak sadar bahwa hutan hijau masih sangat dibutuhkan manusia di masa yang akan datang. Pengerusakan hutan oleh beberapa kalangan seperti illegal loging atau penebangan liar / penjarahan / pemanfaatan hasil hutan secara tidak berijin yang sekarang marak dilakukan untuk memberikan keuntungan personal bagi mereka yang egoistis, demi menjaga kesejahteraan hidupnya sendiri.Selain itu, terjadinya kebakaran hutan yang telah memusnahkan sebagian besar hutan juga telah menjadi salah satu penyebab kegundulan hutan yang hijau. Dilihat dari segi dampak dari kebakaran hutan, bukan hanya menyebabkan kegundulan hutan, namun juga kerugian pada manusia. Karena kebakaran hutan yang berada dalam porsi besar akan menyebabkan pencemaran udara yang berupa asap yang memang susah untuk dihilangkan.

Selain tersebut diatas, pengundulan hutan juga dapat diakibatkan oleh pembukaan areal hutan yang dimanfaatkan untuk areal pemukiman atau lahan pertanian.

Rata-rata hutan yang gundul tersebut dapat berdampak pada terjadinya bencana alam yang diakibatkan secara tidak langsung oleh manusia. Misalnya adalah terjadinya banjir akibat hujan yang turun dan tidak terserap oleh tanaman. Ataupun longsor dengan tidak adanya tanaman atau pohon hijau sebagai pagar penghalangnya. Tentunya kasus ini tidak perlu diragukan keabsahannya, karena telah beberapa kali terjadi. Selain itu, kasus Tsunami yang telah banyak menelan korban. Memang dalam kasus Tsunami tidak keseluruhan penyebabnya adalah hutan yang gundul, namun secara logika, bila saja kita lebih memperhatikan kelestarian hutan, maka tentunya dalam kasus Tsunami tersebut tidak akan menelan korban jiwa yang cukup banyak.Seandainya masyarakat dunia yang lebih khusus masyarakat Indonesia lebih peduli lagi dengan kelestarian hutan dan memprediksi daerah bencana, maka dapat dilakukan penanaman hutan mangrove disepanjang pantai Aceh atau daerah yang berkesempatan untuk mendapat musibah Tsunami. Karena dengan adanya hutan dikawasan yang "bahaya" Tsunami tersebut maka seenggaknya apabila terjadi musibah Tsunami, tidak akan menelan korban jiwa sedasyat yang terjadi di Aceh. Karena menurut pandangan saya, itu akan dapat menangkal setidaknya beberapa persen air bah Tsunami, karena seperti yang kita tahu guna tanaman adalah dalam penyerapan air untuk keadaan seperti tersebut diatas.Dan selain itu, pada umumnya tanaman berguna bagi manusia dalam menghasilkan Oksigen dan menghirup Carbon Dioksida, yang merupakan keterbalikan dari manusia yang mengeluarkan Carbon dioksida dan menghirup Oksigen. Disini dapat dilihat bahwa manusia dan tumbuhan memiliki satu keterikatan hubungan timbal balik yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Selain itu, tanaman juga menjadi sumber konsumsi dan obat-obatan bagi manusia. Hal tersebut sudah sangat jelas kita ketahui. Mengacu pada manfaat, fungsi, dan guna yang telah dipaparkan diatas akan ketergantungan manusia dalam segi keselamatan maupun kelanjutan hidup manusia, maka sedapat mungkin kita menguak betapa egoisnya manusia yang memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber kesejahteraan personal dengan segala pelanggaran yang telah mereka lakukan tanpa pernah memikirkan akan keselamatan bagi kelestarian tumbuhan maupun kehidupan manusia di masa yang akan datang.Setelah semakin maraknya kerusakan hutan yang terjadi, maka barulah sebagian pihak dari manusia menyadari untuk melestarikan hutan tersebut. namun itu tidak berarti bahwa manusia secara umumnya menyadari akan hal tersebut. Banyak pula organisasi yang telah dibentuk untuk kelestarian hutan.

Tidak jauh-jauh di negara tetangga ataupun seberang. Di Indonesia sendiri telah banyak dibentuknya organisasi-organisasi peduli hutan. Salah satunya adalah Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL).

Bukan juga kepedulian tersebut hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Hal ini terbukti dengan adanya perundingan yang diadakan secara International beberapa tahun yang lalu. Dan tentunya menghasilkan sesuatu yang disebut Ecolabeling yaitu label yang diberikan kepada kayu yang dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. Tanpa menunggu lama, maka dibentuklah organisasi Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). Namun, pihak swasta kehutanan tidak ingin ketinggalan, sehingga membentuk Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia (APHI).UNESCO tentunya tidak hanya berpangku tangan atas semua kasus penggundulan hutan. Maka UNESCO mencanangkan cagar alam dunia "Taman Yasuni" yang terletak di Amazona, berbatasan dengan Peru. Pembentukan organisasi ini membuktikan kepedulian bangsa Indonesia akan kelestarian hutan. Namun, meskipun telah muncul pihak-pihak yang memperdulikan kelestarian hutan, tetapi masih saja ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang menjarah hutan dengan penebangan liar.Dengan banyaknya pembentukkan organisasi peduli lingkungan, tidak memungkinkan menekan angka kriminalitas terhadap hutan, karena sampai saat ini pun banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang melakukan pengerusakan hutan. Hanya sebagian kecil pihak-pihak yang menyadari hutan sebagai asset yang berharga di masa yang akan datang, dan masih banyak pihak-pihak yang tidak mau menyadari dan tidak mau tahu akan hal tersebut. Dan oleh karena itu, pemerintah dan organisasi pendukung lingkungan tersebut tampaknya memang harus bekerja lebih ekstra untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya hutan.

Dapat kita lihat upaya yang telah dilakukan pemerintah nasional maupun internasional seperti ecolabeling ataupun pembentukan cagar alam dunia "Taman Yasuni" serta peraturan dan hukuman atas pelanggarannya. Tentunya semua itu untuk optimalisasi penekanan angka kerusakan hutan.

Namun, tidak semua upaya dapat berjalan dengan mulus. Dan menurut saya, ada beberapa solusi yang dapat ditawarkan kepada pemerintah yaitu menjadikan hutan sebagai sarana rekreasi. Yang bisa dilakukan adalah misalnya dengan penjelajahan hutan bagi para penggemarnya dengan menempatkan orang-orang yang dapat dipercaya sebagai pengelolanya. Dan seandainya dengan hal itu dapat berhasil, maka pengunjung hutan tidak akan sedikit, sehingga akan menyulitkan para oknum pegerusakan hutan dalam bertindak. Dengan hal itu, tentunya akan mengurangi tingkat pengerusakan hutan.Tempat rekreasi hutan tersebut dapat dibangun yang lebih ramah lingkungan namun bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya, sehingga selain menambah devisa negara, pemerintah juga memberikan kontribusi bagi keselamatan hutan. Pencanangan pengeluaran lisensi dalam memanfaatkan kayu di hutan juga dapat menjadi solusi alternatif dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha kayu. Sehingga dapat meminimalkan illegal loging, tentunya dengan pengeluaran ijin yang tidak susah namun dengan syarat penanaman kembali pohon-pohon yang ditebang, dan pemerintah dapat melakukan pengawasan atas aktivitas tersebut.Selain itu, pemerintah dapat menerapkan hutan buatan untuk area-area yang sekiranya dapat berpotensi sebagai hutan buatan. Dan membuat kebijakan atas pelanggaran peraturan akan pengerusakan hutan yang lebih tegas dan ketat, sehingga para pengerusak hutan dapat berpikir kembali bila ingin menjalankan aksinya. Lepas dari itu, pemerintah dapat mencanangkan suatu program pendukung yang dapat berupa pemberian Award pada daerah-daerah di seluruh Indonesia dengan persyaratan hutan lindung yang masih hijau dan terlestarikan, agar semua pihak dapat termotivasi dalam meningkatkan kesadaran terhadap kepedulian terhadap hutan hijau yang indah. Karena banyak dari masyarakat kita yang memang lebih menyukai apa yang disebutkan sebagai "Hadiah" atas kerja keras atau kontribusi yang mereka berikan.Masih banyak sekali solusi yang dapat diterapkan pemerintah untuk melestarikan hutan, namun tentunya hal tersebut tidak akan menghilangkan kriminalitas terhadap hutan. Semua kembali lagi pada diri kita sendiri akan hutan dan kelestariannya. Karena hutan juga memiliki hak asasi kehutanan untuk dilindungi dari kepunahan. Dan tetap dilestarikan kehijauannya di dunia. Mari membuang keegoisan dan bersama-sama menjaga hutan kita yang tercinta. Serta menjaga keteduhan dan kehijauan yang sangat bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Karena kita hidup juga bersama hutan hijau yang indah.

Sumber Article Dari : www.kabarindonesia.com

0 komentar: